MURI FESTIVAL GURITA KAUR
“Terobosan Bupati Gusril yang Monumental”
Oleh Lekat S. Amrin
FESTIVAL gurita di Kabupaten Kaur provinsi Bengkulu kembali diadakan. Rundown, atau rangkaian acara dimulai tanggal 16 sampai 21 Juni 2023. Luar biasa, hampir satu minggu. Dipusatkan di objek wisata Pantai Laguna, Kabupaten Kaur, yang kini cukup terkenal secara nasional itu. Berbagai acara melengkapi festival ini, mulai dari kegiatan seni budaya, memperkenalkan produk UMKM, hingga olahraga laut berupa surfing dan agenda masyarakat bertamasya.
Pemda Kaur saat ini tetap komitmen untuk meneruskan kegiatan yang sudah cukup terkenal sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi sampai tulisan ini saya buat, belum mendapatkan konfirmasi terkait statmen Bupati Kaur, Lismidianto pada acara event yang cukup besar ini. Dan hal yang penting wawancara langsung bagi para wartawan yang mengikuti festival, yang merupakan refrensi untuk atensi semua pihak.
Sementara, Gubernur Bengkulu, Dr. Rohidin Mersyah sudah dipastikan hadir dan membuka acara ini. Pihak KeMenterian Pariwisata Ekonomi Kreatif dari Jakarta, juga akan hadir. Diharapkan acara ini akan sangat meriah, dan mendapatkan apresiasi dari semua pihak.
HISTORIS FESTIVAL GURITA
Terkait potensi gurita atau ikan gurita diangkat menjadi produk kuliner unggulan Kabupaten Kaur sebenarnya sudah dimulai oleh Bupati Syaukani Saleh (alm) tahun 2003. Kemudian diteruskan oleh Bupati Warman Suardi (alm), dan Bupati Hermen Malik.
Tetapi acara besar diangkat pada aven level Festival yaitu sejak Bupati Kaur dijabat oleh Gusril Pausi, S.Sos, M.Ap. Dan hal ini merupakan terbosan monumental bagi Gusril Pausi, karena acara Festival Gurita yang diadakan tahun 2018 itu mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), yaitu lembaga di bawah pimpinan Jaya Suprana, di Jakarta. Kegiatan festival ini bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke XXV (25) di Kabupaten Kaur.
Kenapa sampai mendapatkan penghargaan Muri? Apakah begitu luar biasa festival gurita itu?
Menurut data yang dirilis oleh panitia festival gurita tahun 2018, bahwa jenis masakan atau kuliner andalan yaitu sate. Sesuai arahan Bupati Gusril Pausi, acara itu harus luar biasa, melibatkan masyarakat pengusaha kecil (UMKM) dan nelayan. Oleh karena itu panitia membuat sate sebanyak 6011 tusuk (enam ribu sebelas tusuk). Sate itu dibentang di meja yang mengelilingi lapangan bola ibu kota Kaur di Bintuhan.
Menurut tim penilai dari Museum Rekor Indonesia, acara membuat sate gurita sampai ribuan tusuk di Festival ini baru ditemukan di Kabupaten Kaur, sejak Indonesia merdeka. Oleh karena itu layak untuk dimasukkan dalam Museum Rekor Indonesia. Dan Nomor sertifikat Muri Festival Gurita Kaur Tahun 2018 yaitu : No Rekor 8527.
Acara penyerahan sertifikat MURI itu, dihadiri juga oleh Gubernur Bengkulu (Plt), Dr. Rohidin Mersyah. Dan Bupati Kaur Gusril Pausi menerima sertifikat dari panitia MURI, didampingi oleh Gubernur (plt) Rohidin Mersyah.
Sebagaimana yang disampaikan Gubernur Bengkulu, bahwa kegiatan Festival Gurita ini, sudah menjadi agenda pariwisata nasional. Kini kegiatan ini disebut Karisma Event Nusantara Festival Gurita Tahun 2023, yang diadakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur.
Sejak mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Indonesia, maka festival Gurita ini setiap tahun harus diadakan sebagai agenda pariwisata yang berpusat di Kaur. Dan kegiatan ini merupakan acara yang melibatkan masyarakat nelayan, pedagang kecil, UMKM, dan tentu memberi peluang terahadap perputaran ekonomi di tengah masyarakat.
Termasuk penggiat seni tradisional, seperti meringit dari Padang Guci, Tarian tradisional Diwe Sembilan, dan Kelompok Hadra dari Bintuhan akan meramaikan Festival Gurita ini. Juga kegiatan olahraga pantai, surfing, dan lain sebagainya.(#)
Penulis adalah: Pemimpin Redaksi FokusBengkulu.blogspot.com, Ketua Umum Forum Komunitas Peduli Bengkulu (FKPB) provinsi Bengkulu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar