Yasman Sahrul : “Saya Berkewajiban Berbenah Sesuai Tupoksi”
Oleh Lekat S. Amrin
Pimred dengan Kadis Kesehatan Kaur.
KASUS dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinkes Kaur, yang telah menyeret Mantan Kadis Kesehatan Darmawansyah, membuat Dinas Kesehatan Kaur merasa perlu melakukan evaluasi terkait upaya memperbaiki kinerja. Kasus itu, menurut Kadis Kesehatan Kaur saat ini, biarlah berproses sesuai dengan mekanisme hukumnya.
Dalam sebuah perbincangan singkat dengan Kepala Dinas Kesehatan Kaur yang menjabat saat ini, Yasman Sahrul, ada beberapa hal yang dapat digarisbawahi pada interview tersebut. Pertama, perbaikan dan peningkatan kinerja, kedua pelayanan kesehatan terkait kemampuan sumberdaya manusianya, ketiga upaya meningkatkan kualitas Puskesmas dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
Yasman Sahrul mengatakan, dengan kemampuan yang ada dia akan berupaya semaksimal mungkin berbenah pada jajaran Dinas kesehatan di bawah koordinasinya. Tetapi dia mengakui masih ada kekurangan dalam pelayanan kesehatan di Kaur, karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Mulai dari persoalan keterbatasan anggaran, sampai kepada kultur masyarakat yang mendapatkan pelayanan.
Perbaikan peningkatan kinerja dimulai dari kehadiran, hingga target menyelesaikan pekerjaan sesuai bidang masing-masing. Selanjutnya terkait sumberdaya manusia memang harus terus ditingkatkan kapasitasnya, baik melalui pendidikan atau studi penjenjangan.
PUSKESMAS PELAYANAN TERDEPAN
Sampai saat ini sesungguhnya, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan masyarakat tersebar di Kecamatan dalam Kabupaten Kaur. Dari sisi kuantitas, jumlah Puskesmas di Kabupaten Kaur sudah cukup memadai. Sampai saat ini berjumlah 16 Puskesmas, dan yang memiliki rawat inap ada 4 buah Puskesmas.
Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan terdepan bagi masyarakat. Tetapi realitas pelayanan terhadap masyarakat di Puskesmas masih perlu berbaikan terus menerus. Terkait hal ini, Yasman Sahrul sebagai Kadis Kesehatan saat ini mengakui pelayanan tersebut belum maksimal, karena beberapa faktor. Antara lain keterbatasan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat itu sendiri.
“Terkadang masyarakat menuntut pelayanan maksimal, padahal Puskesmas itu adalah pusat kesehatan pertolongan pertama bagi masyarakat, tentu belum akan mampu seperti pelayanan sekelas rumah sakit. Pemahaman inilah yang terkadang selalu berbeda persepsinya. Selebihnya terkait kultur atau budaya masyarakat yang serba ingin cepat dan instan,” jelas Yasman Sahrul.
Termasuk klasifikasi pasien harus dirujuk pun ada aturan, apakah sudah harus dirujuk atau masih bisa ditangani oleh Puskesmas. Hal inilah yang terkadang berbenturan dengan tipikal masyarakat yang serba ingin cepat. Dan ini menyangkut kultur.
“Tetapi kami tetap akan selalu mengupayakan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Karena pelayanan terbaik itu pun bagian cara psikologis mempercepat kesembuhan bagi pasien,” kata Yasman Sahrul.(#)
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Fokus Bengkulu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar